Sunday, December 1, 2013

CERPEN MISTERI SEORANG BRIMOB 2


MISTERI SEORANG BRIMOB 2
Oleh Mustamin

            Malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya. Tidak ada bintang, tidak ada bulan dan tidak ada nyanyian jangkrik. Yang ada hanya nada angin dan irama hujan. Aku menuju teras rumah untuk menyaksikan bumi menangis. Hatiku seakan ikut menangis menikmati rasa sedih. Aku  duduk merenung, berpikir, dan menghayalkan kisah menyedihkanku.
“Dasar bodoh, apakah kau percaya kalau dia masih berhubungan dengan brimob itu ? dia bohong, hubungan mereka sudah lama berakhir” teriak temanku Muhammad.
“aku juga tidak percaya sama dia, Aku  dapat merasakan kalau dia bohong, tapi kenapa dia bohong ?” ucapku.
“apa kau belum mengerti juga ? dia tidak suka sama kamu dan dia tidak mau diganggu”
“kau benar, dia tidak mau diganggu, tapi aku tidak bermaksud untuk mengganggu, aku hanya ingin menunjukkan perhatianku, ketahuilah orang yang memberikan perhatiannya kepadamu adalah orang yang selalu berusaha membuatmu tersenyum” ucapku.
Muhammmad tertawa “hahaha kau harus sadar, dia hanya menganggapmu sebagai pengganggu, kau hanya dianggap sebagai orang yang bodoh dan perjuanganmu akan sia-sia”.
Mendengar ocehan Muhammad, aku semakin bersemangat dan mengatakan “aku tidak peduli dia menganggapku apa. Aku sudah terlanjur menyukainya. Aku tidak akan pernah menarik kata-kataku karena aku seorang lelaki dan itu adalah jalan hidupku. Kalau saat ini aku dianggap sebagai seorang pengganggu, suatu hari nanti aku akan mengubahnya, dia akan menganggapku sebagai orang yang dibutuhkannya. Kalau saat ini aku dianggap sebagai orang yang bodoh, suatu hari nanti aku akan mengubahnya, dia akan berdiri di hadapanku dan mengagumi kecerdasanku”.
Aku tersadar dari hayalanku, tersenyum, dan berusaha menahan tangisan hati. Aku bangkit dan mengatakan inilah kisahku “Misteri Seorang Brimob 2”
***
            Malam ini udara terasa dingin. Aku duduk dihadapan laptop sambil membuka internet untuk mengerjakan tugas sekolah. Seperti biasanya, yang paling pertama aku buka saat berhadapan dengan internet adalah facebook. Aku melihat tulisan “Zahra ingin berteman dengan anda” aku  menerima permintaan pertemanan itu dan mengirim pesan
“Zahra ini siapa ya ?”
“ aku Zahra kelas 10 kak” jawab Zahra.
“hmm, aku tidak tahu orangnya”
“tanya aja kak Yanis, dia tahu kok”
“iya, besok aku tanya” jawabku.
 Aku menutup facebook dan kembali fokus mengerjakan tugas sekolah. Keesokan harinya aku bertanya ke Yanis
“bos, kau kenal ga sama Zahra kelas 10 ?”
“masa tidak tahu, dia itu adik kelas kita juga waktu SMP” jawab Yanis.
“kok aku tidak tahu ya, mungkin aku tidak pernah memperhatikannya” ucapku.
Kriiiiiiing… bel waktu pulang berbunyi, semua siswa mulai  meninggalkan lingkungan sekolah. Tiba-tiba Yanis menarik tanganku dan berlari menuju parkiran
“kenapa bro ?” tanyaku.
“jangan banyak tanya, ikut saja” jawab Yanis.
Kita sampai di parkiran dan aku melihat seorang wanita berdiri di hadapanku. Wanita itu cantik dan manis.
“wanita ini adalah Zahra” ucap Yanis
“owh,, jadi ini yang dibilang Zahra”
iyye kak” jawab Zahra sambil tersenyum dan terlihat malu.
Senyuman Zahra langsung menusuk mataku, sinyalnya menuju otakku dan dibawa ke hatiku. Entah apa yang terjadi, senyuman itu membuatku salah tingkah di hadapannya. Baru kali ini ada wanita yang membuatku seperti itu. Walaupun aku masih mau melihat senyuman Zahra, entah kenapa aku berusaha menjauh darinya. Mungkin karena aku salah tingkah di hadapannya.
Sejak kejadian itu, tanpa ia sadari aku sering memerhatikannya dari kejauhan. Ada tiga hal yang unik dari seorang Zahra. Yang pertama, Zahra memiliki ekspresi yang unik, ekspresinya selalu berubah-ubah setiap saat. Dia mampu memperlihatkan sepuluh jenis ekspresi dalam waktu lima detik, sehingga  Zahra dijuluki sebagai “Wanita Seribu Ekspresi”. Yang kedua, Zahra memiliki bahasa tubuh yang unik. Aku sering memerhatikan Zahra ketika berjalan dan berbicara dengan temannya. Saat Zahra berjalan atau berbicara, terkadang ada gerakan tubuhnya yang aneh tapi unik, misalnya anggukan kepala dan  gerakan tangannya yang mirip goyang Caisar. Yang ketiga, Zahra memiliki bahasa yang unik. Bahasa gaulnya sangat luar biasa. Akhirnya aku sadari bahwa aku telah jatuh cinta.
***
            Sore itu udara di sekolah sangat panas. Aku dan Oma  membantu Pak Heri mengecat pagar sekolah. Semakin lama udara terasa semakin panas. Kulitku terasa terbakar oleh teriknya matahari. Bajuku mulai kotor terkena cat yang kental. Tapi, Aku dan Oma tetap semangat mengecat pagar sekolah.
            “Pak, aku haus nih” ucapku.
            “tenang saja, sebentar lagi konsumsinya datang” jawab Pak Heri.
            “adakah konsumsinya ?” tanya Oma.
            “tunggu saja, pokoknya sampai puas” jawab Pak Heri.
Bruuummm brummmm terdengar suara sepeda motor, aku melihat tiga orang wanita masuk ke lingkungan sekolah. Pak Heri mendekati mereka, sementara aku dan Oma tetap lanjut mengecat pagar sekolah.
            “Rahmat, coba lihat cewek-cewek itu” ucap Oma.
            “lho, mereka itu, Nurhalimah, Evi, dan A. Nina” balasku
            “jadi mereka yang membuat konsumsinya, tidak rugi aku datang hari ini” ucap Oma.
            hehehe ko cewe’ mato” sambungku.
            “mereka itu cewek-cewek nomor satu di sekolah ini” ucap Oma.
            “ehh masih ada yang lebih cantik” ucapku.
            “siapa ?” tanya Oma.
            “kau tau Zahra ?  menurutku dia adalah cewek nomor satu di sekolah” jawabku.
            “wah,, terus bagaimana dengan cewek kamu Rara ?” tanya Oma.
            “hmmm, Zahra kosong satu dan Rara kosong dua, hahaha tapi aku tetap setia sama Rara, soalnya aku tidak bisa membuat cewek merasa sedih, lagi pula di rumahku banyak cermin, aku selalu ngaca kok, aku sadar Zahra itu bagaikan ratu sementara aku hanya rakyat biasa” jawabku.
“hehehe.. istilah baru “kosong satu” dan “kosong dua” ucap Oma.
Pak Heri memanggil kami, aku dan Oma  mendekat untuk menikmati segarnya minuman dingin dan pisang goreng buatan Nurhalimah, Evi, dan A. Nina. Hari itu aku sangat marah sama Oma. Gara-gara Oma, Pak Heri tahu istilah kosong satu, akibatnya Nurhalimah, Evi, dan A. Nina tahu kalau aku tertarik sama Zahra. Aku sangat kasihan sama Rara, walaupun hubunganku dengan Rara mulai retak, aku tetap harus membuatnya tersenyum. Tapi, Rara membuat kesalahan besar dan memaksakan aku untuk meninggalkannya.
Setelah berakhirnya hubunganku dengan Rara, aku mulai bergerak mendekati Zahra. Aku memulai aksiku dengan mencari informasi apakah Zahra statusnya jomblo atau tidak. Tapi sayang sekali, aku dapat informasi dari Riri temannya Zahra, bahwa Zahra sudah punya kekasih yaitu  seorang brimob.
“dengar-dengar udah end ya ma Rara ?” tanya Riri.
“ya, mungkin ga  jodoh” jawabku.
“cepat move on ya ka”
“aku uda move on kok, hahaha fokus sama kosong satu”
“siapa tu kosong satu ka ?”
“hehehe temanmu, Zahra”
“waduhh,, jangan de ka’, soalnya sudah ada yang punya”
“siapa ?” tanyaku.
“aku tidak tahu namanya, tapi kalau ga salah dia itu seorang brimob”
“aku tidak peduli, aku akan berjuang” ucapku.
“dengar ya kak, Zahra itu jarang sekali punya pacar yang dekat, dia itu selalu pacaran jarak jauh, maaf ya kak, kalau saran aku lebih baik sama Rara aja” ucap Riri.
“aku sudah bilang, sekali kosong satu, tetap kosong satu” jawabku.
“terserah de kak, tapi kayaknya sangat mustahil”
Walaupun begitu, aku tidak putus asa. Tekatku sangat keras dan semangatku terus membara. Aku akan menghadapi brimob itu dengan “tekat batu” dan “semangat api”. Tekat yang sangat keras akan membuatku pantang menyerah dan selalu melangkah ke depan. Semangat yang terus membara membuatku selalu optimis dan berani menghadapi semua rintangan, walau dihadang badai, diguyur hujan, dan di hembus angin aku akan selalu optimis. Baiklah, perang melawan brimob dimulai !
***
            Perjuangan mendapatkan Zahra aku istilahkan sebagai “Perang Cinta”. Dalam peperangan ini, tentunya aku harus menyiapkan senjata dan  strategi yang jitu. Karena lawanku adalah seorang brimob, jadi strategi yang aku gunakan adalah strategi “Lima Serangan Pamungkas” dan Senjata yang aku gunakan adalah facebook. Karena aku hanya bisa berkomunikasi dengan Zahra melalui facebook. Aku tidak ingin melakukan kesalahan. Aku harus mengatur serangan dengan sangat hati-hati. Baiklah, Perang Cinta dimulai !
Aku mulai dengan serangan pertama yaitu “Serangan Pembuka”. Dalam serangan ini, aku mulai mendekati Zahra dengan sapaan-sapaan manis dengan sedikit unsur pendekatan. Aku berusaha membuatnya merasa nyaman berkomunikasi denganku.
“Assalamualaikum” sapaku.

“Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh kaka” jawab Zahra.

“hehhehe,, lengkap.. . . Tingkatkan. . Tpi ga gitu jga sii. . . .” ucapku

“Lhooo ,,, mlhaan seharusx bgituu ka” balas Zahra.

“mungkin shrusx bgitu, tpi agak aneh aja, orang segaul Zahra tlisanx lengkap gitu.Hehe. .”

“Hehehe ,, aduuh kaka ... Zahra  nhi gak gauul tauu” balas Zahra.

“ga gaul apax,, yg ak liat Zahra it gaul, bhkan gaul original. . .”

“Hahaha ,, dmana coba letak gaul.x ka .???”

“pokokx gaulx asli lah. . . ada orang gaulx di buat2, tpi klu Zahra bnar2 gaul. . .”

Aku lanjut ke serangan kedua yaitu “Serangan Pemanasan”. Dalam serangan ini, aku menyerang Zahra dengan pujian-pujian. Aku tidak tahu apakah Zahra suka dipuji atau tidak. Tapi biasanya wanita itu suka dipuji. Pujian yang aku berikan ke Zahra bukan hanya sekedar pujian, tapi itu fakta yang aku lihat dari seorang Zahra.

“Zahra itu unik, beda dari yang lain” ucapku.

“kaka ini memuji terus” balas Zahra.

“aku tidak memuji, tapi itu fakta”

“buktinya apa coba?”tanya Zahra.

“yang pertama, Zahra memiliki ekspresi yang unik, ekspresinya selalu berubah-ubah setiap saat. Yang kedua Zahra memiliki bahasa tubuh yang unik, kayak goyang caisar. Dan yang ketiga Zahra itu bahasa gaulnya sangat luar biasa.” Kataku.
“hehehe,,, satu, dua, tiga, bohong semua” jawab Zahra yang selalu merendahkan diri.
Aku masuk ke serangan ketiga yaitu “Serangan Inti”. Dalam serangan ini, aku mulai menanyakan status Zahra, apakah dia sudah ada yang punya atau tidak. Walaupun sebenarnya aku sudah dapat informasi dari teman-temannya kalau dia punya kekasih seorang brimob. Tapi aku tidak puas sebelum Zahra sendiri yang bilang kepadaku.
 “Dngar2 kosong satu uda ad yg pux yach ??” tanyaku.

“haa .???? yg bilang zpa kak .???” Zahra kembali bertanya.

“hehehe. . . Kita sndiri yg blan, masa lupa” ucapku

“ooh ,, hehhehe”

“klu boleh tau, spa orangnya ?”

Hmm ,, MTA ato MTB ka .???

“waduu,, susahx klu ga gaul,, apa tu MTA dan MTB. . . Dua2nya aja deh” ucapku.

“Hhhh hruz 1 ka” ucap Zahra.

“hmm,, jelasin dlu dong ap tu MTA dan MTB, masa ak pilih 1 tpi ga tau mksdnya”

“Mw tw bnget ato mw tw ajj” balas Zahra.

“hahaha,,itu mksudx. . . .mau tau bngetlah. . .” ucapku.

“Ntar tw zndrii qok ka” balas Zahra.

Aku  masuk ke serangan keempat yaitu “Serangan Pendinginan”. Karena pada serangan ketiga Zahra tidak menjawab siapa nama kekasihnya, maka pada serangan keempat ini, aku menanyakan hubungannya dengan si brimob. Karena sebelumnya aku dapat info deri teman-teman, katanya hubungan Zahra dengan brimob itu sudah berakhir.
“Zahra masih nyambung ya ma brimob ?” tanyaku.

“Hemm ,, iyyha ka mazih kontekan qook” jawab Zahra.

“wadu. . . Brarti info yg sy dpt bhwa Zahra  dng brimob ga ad hubungn lagi salah dong”

“Looh ,, dpet info.x dri mana thuu ka .???” tanya Zahra.

“dri tman2,, ga tau tman2 dpt info dri mana”

“Heheeh ,, jujur lhoo .. Mazih kontekan qok ka” jawab Zahra.

Sebelum masuk keserangan kelima, aku harus mencari tahu siapa sebenarnya Brimob itu. Karena aku memiliki bakat menjadi seorang detektif,  jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk  menemukan sumber informasi tentang brimob itu. Aku tahu namanya, tempat tinggalnya, bahkan berhasil melihat fotonya. Brimob itu gagah dan ganteng. Sehingga Aku bisa menarik kesimpulan bahwa sangat mustahil bagiku mendapatkan Zahra. Sekarang aku tidak punya kekuatan untuk melakukan serangan kelima. Brimob itu bukanlah tandinganku. Dia jauh lebih kuat. Serangan kelima yaitu “Serangan Penutup” yang seharusnya Zahra sudah menjadi milikku hanya sebuah mimpi yang tidak menjadi kenyataan. Aku duduk berlutut sambil melihat kedua telapak tanganku. Aku kalah dalam peperangan ini.
***
     “akhirnya kau sadar juga, sekarang kau percayakan bahwa perjuanganmu sia-sia” ucap Muhammad.
     “kau bilang perjuanganku sia-sia. Kau salah, karena Aku telah berhasil !” jawabku.
     “hahaha kau masih manganggap dirimu berhasil, tapi kenyataannya kau gagal mendapatkan Zahra” kata Muhammad.
     “kau pikir tujuanku berjuang hanya untuk mendapatkan Zahra ? kau salah besar” balasku.
     “terus apa tujuanmu ?” tanya Muhammad”
     “ dalam perjuanganku, aku punya banyak tujuan”
     “apa maksudmu ?”
     “Muhammad, waktu kau tembak Rani, kau ditolak dan kau langsung putus asakan ? apa yang kau dapatkan ? yang kau dapat hanya kegalauan. Jadi, rugi besar orang yang putus asa saat ditolak. Seharusnya kau berjuang. Karena dengan perjuangan banyak pelajaran yang bisa kau dapatkan dan itulah tujuanku berjuang mengejar Zahra, aku ingin mendapatkan pelajaran” ucapku.
“pelajaran ? pelajaran apa ?”
“dalam perjuanganku, aku dapat memahami bahwa tidak semua yang kita inginkan di dunia ini bisa kita dapatkan. Sekarang aku juga mampu menyeimbangkan antara pelajaran dan cinta. Aku menjadi lebih dewasa dan mampu mengubah kegalauan menjadi kebahagiaan. Walaupun aku tidak mendapatkan Zahra, bagiku semua pelajaran itu sudah cukup” ucapku.
“tapi kenapa kau menyerah ? kenapa kau tidak melanjutkan perjuanganmu ? bukannya mendapatkan Zahra adalah tujuan utamamu ?”
“iya, itu adalah tujuan utamaku, tapi untuk mendapatkan Zahra, aku tidak perlu melanjutkan perjuanganku karena sebesar apapun rintangan, sejauh apapun jarak, sehebat apapun ujian, kalau memang jodoh akan ketemu juga. Jangan khawatir, Tuhan lebih tahu jodoh yang terbaik untukmu”
“kalau prinsipmu seperti itu, jadi kau berjuang untuk apa ?” tanya Muhammad.
“aku berjuang untuk belajar. Sebenarnya dari awal aku sudah tahu sebesar apapun semangatku, aku tidak akan bisa mendapatkan Zahra. Aku kan sudah bilang, di rumahku banyak cermin, aku ngaca kok” ucapku.
“kau berjuang untuk belajar dan kau tahu bahwa kau tidak akan bisa mendapatkannya. Apakah selama berjuang kau tidak sakit hati ?”
“semangat adalah manusiawi, kegagalan adalah manusiawi, dan terpuruk adalah manusiawi. Rasakan semua hal tersebut untuk  dijadikan pelajaran bukan dijadikan sebuah penderitaan. Aku mendapatkan banyak pelajaran dalam perjuanganku, karena itu aku bahagia dalam perjuanganku” Jawabku.
            Inilah akhir perjuanganku. Aku gagal mendapatkan Zahra, tapi aku berhasil mendapatkan pelajaran yang sangat bermanfaat. Zahra, teruslah berekspresi, teruslah tersenyum, dan buktikan kepada dunia bahwa kau adalah kosong satu yang sebenarnya. Brimob, aku kalah dalam peperangan ini. Dalam “Perang Cinta” sepertinya berat sebelah. Kau jauh lebih kuat. Suatu hari nanti aku akan kembali membawa kekuatan yang dapat mengimbangimu. Aku sangat berharap kita bisa bertemu lagi di “Perang Cinta Ke-II”.

TAMAT

           

No comments:

Post a Comment