MISTERI
SEORANG BRIMOB 2
Oleh Mustamin
Oleh Mustamin
Malam ini tidak seperti malam-malam sebelumnya. Tidak ada
bintang, tidak ada bulan dan tidak ada nyanyian jangkrik. Yang ada hanya nada
angin dan irama hujan. Aku menuju teras rumah untuk menyaksikan bumi menangis.
Hatiku seakan ikut menangis menikmati rasa sedih. Aku duduk merenung, berpikir, dan menghayalkan
kisah menyedihkanku.
“Dasar
bodoh, apakah kau percaya kalau dia masih berhubungan dengan brimob itu ? dia
bohong, hubungan mereka sudah lama berakhir” teriak temanku Muhammad.
“aku
juga tidak percaya sama dia, Aku dapat
merasakan kalau dia bohong, tapi kenapa dia bohong ?” ucapku.
“apa
kau belum mengerti juga ? dia tidak suka sama kamu dan dia tidak mau diganggu”
“kau
benar, dia tidak mau diganggu, tapi aku tidak bermaksud untuk mengganggu, aku
hanya ingin menunjukkan perhatianku, ketahuilah orang yang memberikan perhatiannya kepadamu adalah orang yang selalu
berusaha membuatmu tersenyum” ucapku.
Muhammmad
tertawa “hahaha kau harus sadar, dia hanya menganggapmu sebagai pengganggu, kau
hanya dianggap sebagai orang yang bodoh dan perjuanganmu akan sia-sia”.
Mendengar
ocehan Muhammad, aku semakin bersemangat dan mengatakan “aku tidak peduli dia
menganggapku apa. Aku sudah terlanjur menyukainya. Aku tidak akan pernah menarik kata-kataku karena aku seorang lelaki dan
itu adalah jalan hidupku. Kalau saat ini aku dianggap sebagai seorang
pengganggu, suatu hari nanti aku akan mengubahnya, dia akan menganggapku
sebagai orang yang dibutuhkannya. Kalau saat ini aku dianggap sebagai orang
yang bodoh, suatu hari nanti aku akan mengubahnya, dia akan berdiri di
hadapanku dan mengagumi kecerdasanku”.
Aku tersadar dari
hayalanku, tersenyum, dan berusaha menahan tangisan hati. Aku bangkit dan
mengatakan inilah kisahku “Misteri Seorang Brimob 2”
***
Malam ini udara terasa dingin. Aku duduk dihadapan laptop
sambil membuka internet untuk mengerjakan tugas sekolah. Seperti biasanya, yang
paling pertama aku buka saat berhadapan dengan internet adalah facebook. Aku
melihat tulisan “Zahra ingin berteman dengan anda” aku menerima permintaan pertemanan itu dan
mengirim pesan
“Zahra
ini siapa ya ?”
“
aku Zahra kelas 10 kak” jawab Zahra.
“hmm,
aku tidak tahu orangnya”
“tanya
aja kak Yanis, dia tahu kok”
“iya,
besok aku tanya” jawabku.
Aku menutup facebook dan kembali fokus
mengerjakan tugas sekolah. Keesokan harinya aku bertanya ke Yanis
“bos,
kau kenal ga sama Zahra kelas 10 ?”
“masa
tidak tahu, dia itu adik kelas kita juga waktu SMP” jawab Yanis.
“kok
aku tidak tahu ya, mungkin aku tidak pernah memperhatikannya” ucapku.
Kriiiiiiing… bel waktu
pulang berbunyi, semua siswa mulai meninggalkan lingkungan sekolah. Tiba-tiba
Yanis menarik tanganku dan berlari menuju parkiran
“kenapa
bro ?” tanyaku.
“jangan
banyak tanya, ikut saja” jawab Yanis.
Kita sampai di parkiran
dan aku melihat seorang wanita berdiri di hadapanku. Wanita itu cantik dan
manis.
“wanita
ini adalah Zahra” ucap Yanis
“owh,,
jadi ini yang dibilang Zahra”
“iyye kak” jawab Zahra sambil tersenyum
dan terlihat malu.
Senyuman Zahra langsung
menusuk mataku, sinyalnya menuju otakku dan dibawa ke hatiku. Entah apa yang
terjadi, senyuman itu membuatku salah tingkah di hadapannya. Baru kali ini ada
wanita yang membuatku seperti itu. Walaupun aku masih mau melihat senyuman
Zahra, entah kenapa aku berusaha menjauh darinya. Mungkin karena aku salah
tingkah di hadapannya.
Sejak
kejadian itu, tanpa ia sadari aku sering memerhatikannya dari kejauhan. Ada
tiga hal yang unik dari seorang Zahra. Yang pertama, Zahra memiliki ekspresi
yang unik, ekspresinya selalu berubah-ubah setiap saat. Dia mampu
memperlihatkan sepuluh jenis ekspresi dalam waktu lima detik, sehingga Zahra dijuluki sebagai “Wanita Seribu
Ekspresi”. Yang kedua, Zahra memiliki bahasa tubuh yang unik. Aku sering
memerhatikan Zahra ketika berjalan dan berbicara dengan temannya. Saat Zahra berjalan
atau berbicara, terkadang ada gerakan tubuhnya yang aneh tapi unik, misalnya
anggukan kepala dan gerakan tangannya yang
mirip goyang Caisar. Yang ketiga, Zahra memiliki bahasa yang unik. Bahasa
gaulnya sangat luar biasa. Akhirnya aku sadari bahwa aku telah jatuh cinta.
***
Sore itu udara di sekolah sangat panas. Aku dan Oma membantu Pak Heri mengecat pagar sekolah.
Semakin lama udara terasa semakin panas. Kulitku terasa terbakar oleh teriknya
matahari. Bajuku mulai kotor terkena cat yang kental. Tapi, Aku dan Oma tetap
semangat mengecat pagar sekolah.
“Pak, aku haus nih” ucapku.
“tenang saja, sebentar lagi konsumsinya datang” jawab Pak
Heri.
“adakah konsumsinya ?” tanya Oma.
“tunggu saja, pokoknya sampai puas” jawab Pak Heri.
Bruuummm brummmm
terdengar suara sepeda motor, aku melihat tiga orang wanita masuk ke lingkungan
sekolah. Pak Heri mendekati mereka, sementara aku dan Oma tetap lanjut mengecat
pagar sekolah.
“Rahmat, coba lihat cewek-cewek itu” ucap Oma.
“lho, mereka itu, Nurhalimah, Evi, dan A. Nina” balasku
“jadi mereka yang membuat konsumsinya, tidak rugi aku
datang hari ini” ucap Oma.
“hehehe ko cewe’
mato” sambungku.
“mereka itu cewek-cewek nomor satu di sekolah ini” ucap
Oma.
“ehh masih ada yang lebih cantik” ucapku.
“siapa ?” tanya Oma.
“kau tau Zahra ? menurutku dia adalah cewek nomor satu di sekolah”
jawabku.
“wah,, terus bagaimana dengan cewek kamu Rara ?” tanya
Oma.
“hmmm, Zahra kosong satu dan Rara
kosong dua, hahaha tapi aku tetap setia sama Rara, soalnya aku tidak bisa
membuat cewek merasa sedih, lagi pula di rumahku banyak cermin, aku selalu
ngaca kok, aku sadar Zahra itu bagaikan ratu sementara aku hanya rakyat biasa”
jawabku.
“hehehe..
istilah baru “kosong satu” dan “kosong dua” ucap Oma.
Pak Heri memanggil
kami, aku dan Oma mendekat untuk
menikmati segarnya minuman dingin dan pisang goreng buatan Nurhalimah, Evi, dan
A. Nina. Hari itu aku sangat marah sama Oma. Gara-gara Oma, Pak Heri tahu
istilah kosong satu, akibatnya Nurhalimah, Evi, dan A. Nina tahu kalau aku
tertarik sama Zahra. Aku sangat kasihan sama Rara, walaupun hubunganku dengan
Rara mulai retak, aku tetap harus membuatnya tersenyum. Tapi, Rara membuat kesalahan
besar dan memaksakan aku untuk meninggalkannya.
Setelah
berakhirnya hubunganku dengan Rara, aku mulai bergerak mendekati Zahra. Aku
memulai aksiku dengan mencari informasi apakah Zahra statusnya jomblo atau
tidak. Tapi sayang sekali, aku dapat informasi dari Riri temannya Zahra, bahwa
Zahra sudah punya kekasih yaitu seorang
brimob.
“dengar-dengar
udah end ya ma Rara ?” tanya Riri.
“ya,
mungkin ga jodoh” jawabku.
“cepat
move on ya ka”
“aku
uda move on kok, hahaha fokus sama
kosong satu”
“siapa
tu kosong satu ka ?”
“hehehe
temanmu, Zahra”
“waduhh,,
jangan de ka’, soalnya sudah ada yang punya”
“siapa
?” tanyaku.
“aku
tidak tahu namanya, tapi kalau ga salah dia itu seorang brimob”
“aku
tidak peduli, aku akan berjuang” ucapku.
“dengar
ya kak, Zahra itu jarang sekali punya pacar yang dekat, dia itu selalu pacaran
jarak jauh, maaf ya kak, kalau saran aku lebih baik sama Rara aja” ucap Riri.
“aku
sudah bilang, sekali kosong satu, tetap kosong satu” jawabku.
“terserah
de kak, tapi kayaknya sangat mustahil”
Walaupun
begitu, aku tidak putus asa. Tekatku sangat keras dan semangatku terus membara.
Aku akan menghadapi brimob itu dengan “tekat batu” dan “semangat api”. Tekat
yang sangat keras akan membuatku pantang menyerah dan selalu melangkah ke
depan. Semangat yang terus membara membuatku selalu optimis dan berani
menghadapi semua rintangan, walau dihadang badai, diguyur hujan, dan di hembus
angin aku akan selalu optimis. Baiklah, perang melawan brimob dimulai !
***
Perjuangan mendapatkan Zahra aku istilahkan sebagai
“Perang Cinta”. Dalam peperangan ini, tentunya aku harus menyiapkan senjata dan
strategi yang jitu. Karena lawanku
adalah seorang brimob, jadi strategi yang aku gunakan adalah strategi “Lima
Serangan Pamungkas” dan Senjata yang aku gunakan adalah facebook. Karena aku
hanya bisa berkomunikasi dengan Zahra melalui facebook. Aku tidak ingin
melakukan kesalahan. Aku harus mengatur serangan dengan sangat hati-hati. Baiklah,
Perang Cinta dimulai !
Aku
mulai dengan serangan pertama yaitu “Serangan Pembuka”. Dalam serangan ini, aku
mulai mendekati Zahra dengan sapaan-sapaan manis dengan sedikit unsur
pendekatan. Aku berusaha membuatnya merasa nyaman berkomunikasi denganku.
“Assalamualaikum”
sapaku.
“Waalaikum
salam warahmatullahi wabarakatuh kaka” jawab Zahra.
“hehhehe,, lengkap.. . . Tingkatkan. . Tpi ga gitu
jga sii. . . .” ucapku
“Lhooo ,,, mlhaan seharusx bgituu ka”
balas Zahra.
“mungkin shrusx bgitu, tpi agak aneh aja, orang
segaul Zahra tlisanx lengkap gitu.Hehe. .”
“Hehehe ,, aduuh kaka ... Zahra nhi gak gauul tauu”
balas Zahra.
“ga gaul apax,, yg ak liat Zahra it gaul, bhkan gaul
original. . .”
“Hahaha
,, dmana coba letak gaul.x ka .???”
“pokokx gaulx asli lah. . . ada orang gaulx di
buat2, tpi klu Zahra bnar2 gaul. . .”
Aku lanjut ke serangan kedua
yaitu “Serangan Pemanasan”. Dalam serangan ini, aku menyerang Zahra dengan
pujian-pujian. Aku tidak tahu apakah Zahra suka dipuji atau tidak. Tapi
biasanya wanita itu suka dipuji. Pujian yang aku berikan ke Zahra bukan hanya sekedar
pujian, tapi itu fakta yang aku lihat dari seorang Zahra.
“Zahra itu unik, beda dari yang
lain” ucapku.
“kaka ini memuji terus” balas
Zahra.
“aku tidak memuji, tapi itu
fakta”
“buktinya apa coba?”tanya Zahra.
“yang
pertama, Zahra memiliki ekspresi yang unik, ekspresinya selalu berubah-ubah
setiap saat. Yang kedua Zahra memiliki bahasa tubuh yang unik, kayak goyang
caisar. Dan yang ketiga Zahra itu bahasa gaulnya sangat luar biasa.” Kataku.
“hehehe,,,
satu, dua, tiga, bohong semua” jawab Zahra yang selalu merendahkan diri.
Aku
masuk ke serangan ketiga yaitu “Serangan Inti”. Dalam serangan ini, aku mulai
menanyakan status Zahra, apakah dia sudah ada yang punya atau tidak. Walaupun
sebenarnya aku sudah dapat informasi dari teman-temannya kalau dia punya
kekasih seorang brimob. Tapi aku tidak puas sebelum Zahra sendiri yang bilang
kepadaku.
“Dngar2
kosong satu uda ad yg pux yach ??” tanyaku.
“haa .???? yg bilang zpa kak .???” Zahra kembali
bertanya.
“hehehe. . . Kita sndiri yg blan, masa lupa” ucapku
“ooh ,, hehhehe”
“klu boleh tau, spa orangnya ?”
Hmm ,, MTA ato MTB ka .???
“waduu,, susahx klu ga gaul,, apa tu MTA dan MTB. .
. Dua2nya aja deh”
ucapku.
“Hhhh hruz 1 ka” ucap Zahra.
“hmm,, jelasin dlu dong ap tu MTA dan MTB, masa ak
pilih 1 tpi ga tau mksdnya”
“Mw tw bnget ato mw tw ajj” balas Zahra.
“hahaha,,itu mksudx. . . .mau tau bngetlah. . .” ucapku.
“Ntar tw zndrii qok ka” balas Zahra.
Aku masuk ke serangan keempat yaitu “Serangan
Pendinginan”. Karena pada serangan ketiga Zahra tidak menjawab siapa nama
kekasihnya, maka pada serangan keempat ini, aku menanyakan hubungannya dengan
si brimob. Karena sebelumnya aku dapat info deri teman-teman, katanya hubungan
Zahra dengan brimob itu sudah berakhir.
“Zahra masih nyambung ya ma brimob ?” tanyaku.
“Hemm ,, iyyha ka mazih kontekan qook” jawab Zahra.
“wadu. . . Brarti info yg sy dpt bhwa Zahra dng brimob ga ad hubungn lagi salah dong”
“Looh ,, dpet info.x dri mana thuu ka .???” tanya Zahra.
“dri tman2,, ga tau tman2 dpt info dri mana”
“Heheeh ,, jujur lhoo .. Mazih kontekan qok ka” jawab Zahra.
Sebelum
masuk keserangan kelima, aku harus mencari tahu siapa sebenarnya Brimob itu.
Karena aku memiliki bakat menjadi seorang detektif, jadi tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan sumber informasi tentang brimob itu.
Aku tahu namanya, tempat tinggalnya, bahkan berhasil melihat fotonya. Brimob
itu gagah dan ganteng. Sehingga Aku bisa menarik kesimpulan bahwa sangat
mustahil bagiku mendapatkan Zahra. Sekarang aku tidak punya kekuatan untuk
melakukan serangan kelima. Brimob itu bukanlah tandinganku. Dia jauh lebih
kuat. Serangan kelima yaitu “Serangan Penutup” yang seharusnya Zahra sudah
menjadi milikku hanya sebuah mimpi yang tidak menjadi kenyataan. Aku duduk
berlutut sambil melihat kedua telapak tanganku. Aku kalah dalam peperangan ini.
***
“akhirnya kau sadar juga, sekarang kau
percayakan bahwa perjuanganmu sia-sia” ucap Muhammad.
“kau bilang perjuanganku sia-sia. Kau salah,
karena Aku telah berhasil !” jawabku.
“hahaha kau masih manganggap dirimu
berhasil, tapi kenyataannya kau gagal mendapatkan Zahra” kata Muhammad.
“kau pikir tujuanku berjuang hanya untuk
mendapatkan Zahra ? kau salah besar” balasku.
“terus apa tujuanmu ?” tanya Muhammad”
“ dalam perjuanganku, aku punya banyak
tujuan”
“apa maksudmu ?”
“Muhammad, waktu kau tembak Rani, kau
ditolak dan kau langsung putus asakan ? apa yang kau dapatkan ? yang kau dapat
hanya kegalauan. Jadi, rugi besar orang yang putus asa saat ditolak. Seharusnya
kau berjuang. Karena dengan perjuangan banyak pelajaran yang bisa kau dapatkan
dan itulah tujuanku berjuang mengejar Zahra, aku ingin mendapatkan pelajaran”
ucapku.
“pelajaran
? pelajaran apa ?”
“dalam
perjuanganku, aku dapat memahami bahwa tidak semua yang kita inginkan di dunia
ini bisa kita dapatkan. Sekarang aku juga mampu menyeimbangkan antara pelajaran
dan cinta. Aku menjadi lebih dewasa dan mampu mengubah kegalauan menjadi
kebahagiaan. Walaupun aku tidak mendapatkan Zahra, bagiku semua pelajaran itu
sudah cukup” ucapku.
“tapi
kenapa kau menyerah ? kenapa kau tidak melanjutkan perjuanganmu ? bukannya
mendapatkan Zahra adalah tujuan utamamu ?”
“iya,
itu adalah tujuan utamaku, tapi untuk mendapatkan Zahra, aku tidak perlu
melanjutkan perjuanganku karena sebesar apapun rintangan, sejauh apapun jarak,
sehebat apapun ujian, kalau memang jodoh akan ketemu juga. Jangan khawatir,
Tuhan lebih tahu jodoh yang terbaik untukmu”
“kalau
prinsipmu seperti itu, jadi kau berjuang untuk apa ?” tanya Muhammad.
“aku
berjuang untuk belajar. Sebenarnya dari awal aku sudah tahu sebesar apapun
semangatku, aku tidak akan bisa mendapatkan Zahra. Aku kan sudah bilang, di
rumahku banyak cermin, aku ngaca kok” ucapku.
“kau
berjuang untuk belajar dan kau tahu bahwa kau tidak akan bisa mendapatkannya.
Apakah selama berjuang kau tidak sakit hati ?”
“semangat
adalah manusiawi, kegagalan adalah manusiawi, dan terpuruk adalah manusiawi.
Rasakan semua hal tersebut untuk dijadikan
pelajaran bukan dijadikan sebuah penderitaan. Aku mendapatkan banyak pelajaran
dalam perjuanganku, karena itu aku bahagia dalam perjuanganku” Jawabku.
Inilah akhir perjuanganku. Aku gagal mendapatkan Zahra,
tapi aku berhasil mendapatkan pelajaran yang sangat bermanfaat. Zahra, teruslah
berekspresi, teruslah tersenyum, dan buktikan kepada dunia bahwa kau adalah
kosong satu yang sebenarnya. Brimob, aku kalah dalam peperangan ini. Dalam
“Perang Cinta” sepertinya berat sebelah. Kau jauh lebih kuat. Suatu hari nanti
aku akan kembali membawa kekuatan yang dapat mengimbangimu. Aku sangat berharap
kita bisa bertemu lagi di “Perang Cinta Ke-II”.
TAMAT
No comments:
Post a Comment